Selasa, 18 Maret 2014


Budidaya Ikan Kerapu, Bisnis Menggiurkan Bermozet Ratusan Juta

 

Budidaya Ikan Kerapu, kini menjadi salah satu usaha yang menjanjikan omzet tinggi bagi warga Lamongan, Jawa Timur. Terbatasnya komoditas ikan kerapu di pasaran, membuat harga ikan yang dagingnya gurih dan kaya protein ini relatif stabil. Sehingga, warga mulai menekuni usaha ini sebagai sumber mata pencaharian untuk menghidupi keluarganya.
Para petani tambak di desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Lamongan Jawa Timur, kini menjelma menjadi salah satu produsen Ikan Kerapu, yang memasok kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Luar biasa bukan.
Sebanyak 95 warganya, sukses menjadi pembudidaya Ikan Kerapu di lahan pertambakan seluas 48 hektare, yang berada di desanya. Para petani tambak ini, mulai membudidayakan Ikan Kerapu sejak tahun 1999, setelah krisis ekonomi melanda negeri ini.
Membudidayakan ikan kerapu menjanjikan omzet yang menggiurkan, keuntungan sekali panen bisa mencapai 150 juta rupiah atau 100 persen dari ongkos produksinya yang hanya 72 juta rupiah.
Harga ikan kerapu cantan misalnya, untuk ukuran konsumsi dalam negeri, harganya bisa mencapai 95 ribu hingga 105 ribu rupiah per kilonya. Sementara kerapu kualitas ekspor, bisa mencapai 350 ribu rupiah per kilonya.
Untuk memulai bisnis ini, para petani membutuhkan waktu kurang lebih delapan bulan untuk masa tabur benih hingga panen. Sementara Dalam masa panen, ikan yang bisa dipanen di tambak seluas 48 hektare ini bisa mencapai lebih dari enam ton tiap bulannya.
Ismail Nafis, salah satu petani tambak, mengatakan, para petani di desanya membudidayakan kerapu jenis cantang, hasil persilangan antara kerapu macan dan kerapu kertan. Selain harganya yang bagus jika dijual dipasaran, jenis ini banyak diminati para pesanan, khususnya dari manca negara.
Meski demikian, para petani juga membudidayakan ikan kerapu jenis lumpur dan macan.
“Selain di pasarkan ke sejumlah kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya dan beberapa kota besar lainnya. Sepuluh persen dari hasil panen para petani ini juga di ekspor ke sejumlah negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura,” Ungkap Ismail bangga.
Jerih payah para petani tambak di Desa Labuhan dalam membudidayakan ikan kerapu sejak tahun 1999 tersebut, kini membuahkan hasil dan dapat dinikmati. Sebab, selain meningkatkan taraf hidup petani tambak, hasil panen yang berkulitas juga mengantarkan Desa Labuhan ini, dikenal sebagai sentra budidaya ikan kerapu, yang sejahtera di tengah sulitnya kondisi ekonomi negeri ini. (Sumber : Gresikgress)

 

0 komentar:

Posting Komentar